Indonesia terkenal dengan keragaman adat istiadat dan budayanya. Salah satu keragaman tersebut muncul dari pakaian adatnya. Pakaian adat Bali menjadi salah satu pakaian adat yang menarik perhatian. Biasanya dipakai pada acara penting seperti sembahyang, acara adat, dan lain sebagainya.
Berbeda dari beberapa daerah lain yang hanya memiliki satu pakaian adat, Bali ternyata memiliki beberapa pakaian adat. Setap pakaian adat memiliki fungsi dan filosofinya masing-masing. Simak artikel ini untuk mengetahui jenis-jenisnya!
Pakaian Adat Bali Payas Agung
Payas Agung merupakan pakaian adat asal Bali pertama yang perlu Anda ketahui. Pakaian adat satu ini berasal dari Kabupaten Buleleng, Bali. Ciri khasnya yaitu memiliki tampilan yang lebih mewah dan megah dibandingkan pakaian tradisional Bali lainnya. Tidak heran jika penggunaannya menjadi yang paling tinggi.
Di masa-masa kejayaan Kerajaan Badung, pakaian ini dipakai oleh keluarga kerajaan untuk acara penting seperti pernikahan, mesangih atau upacara potong gigi, pitra yadnya atau ngaben, munggah deha atau upacara kedewasaan, dan lain sebagainya.
1. Busana dan Riasan untuk Wanita
Payas Agung untuk wanita terdiri dari atasan dan bawahan yang corak maupun warnanya mewah khas Bali. Bagian atasan dikenal dengan nama angkin prada. Ada selendang yang dipakai di bagian bahu.
Sementara bawahannya adalah songket Bali yang panjangnya sampai mata kaki. Rambutnya disanggul kemudian dihiasi oleh mahkota berbahan emas. Ada tiga bunga yang melambangkan Tri Mukti yang dipasang di sanggul tersebut. Lalu posisinya tinggi melambangkan kedudukan tinggi yang dimiliki Tuhan. Masyarakat Hindu percaya dan sangat meyakini hal tersebut.
Bunga tersebut yaitu bunga cempaka kuning, cempaka putih, dan kenanga. Menjadi lambang Dewa Brahma, Dewa Siwa, dan Dewa Wisnu. Namun secara keseluruhan keindahan bunga-bunga tersebut menjadi simbol hal sakral, kesucian, kepatuhan, dan kepercayaan.
Selain tiga bunga yang memiliki makna mendalam, pakaian adat Bali satu ini juga menggunakan banyak aksesoris lain. Misalnya seperti gelang kana, puspa lembo, badong, petitis, dan lain sebagainya. Semuanya berwarna emas sehingga terlihat begitu mewah.
2. Busana dan Riasan untuk Pria
Busana untuk pria juga sama mewah dan megahnya dengan busana untuk wanita. Pria memakai busana berupa kamben, kampuh, dan umpal yang motifnya keemasan.
Bagian kepala pria juga mendapatkan hiasan berupa destar atau udeng dari kain khas Bali. Tambahan keris berhiaskan batu mulia menambah kemewahan dan menunjukkan kekuatan pria.
Pakaian Adat Bali Payas Madya
Pakaian adat Bali selanjutnya dikenal dengan nama Payas Madya. Payas Madya ini biasanya hanya dipakai ketika melakukan upacara atau sembahyang ke pura. Busana ini menggunakan tiga konsep yaitu leher ke kepala (dewa angga), pusar ke leher (manusa angga), dan bawah pusar ke kaki (butha angga).
1. Busana dan Riasan untuk Wanita
Wanita menggunakan kebaya khas Bali sebagai atasan. Selain itu, ada beberapa aksesoris lain yang dipakai seperti kamben, bulang atau stagen, dan selendang. Bulang atau stagen yang dipakai menjadi simbol rahim agar wanita mampu mengontrol emosi.
Sementara selendang yang dipakai juga memiliki makna tersendiri. Selendang diikatkan pada pinggang melambangkan bahwa badan yang terbagi dua yaitu butha angga atau bawah pusar ke kaki dan manusa angga pusar ke leher.
Lalu untuk gaya rambutnya dibedakan antara wanita yang sudah menikah dan belum menikah. Jika belum menikah, model rambutnya setengah diikat dan setengah tergerai. Model tersebut lebih dikenal dengan istilah pusung bonjer.
Sementara wanita yang sudah menikah diikat sepenuhnya yang disebut sulinggih. Ada hiasan beberapa bunga seperti cempaka kuning, cempaka putih, dan sandat seperti pakaian adat Bali wanita lainnya.
2. Busana dan Riasan untuk Pria
Pakaian adat Bali pria menggunakan kemeja yang biasanya berwarna putih. Warna putih melambangkan kesucian sehingga cocok dipakai untuk sembahyang ke pura. Namun terkadang pria juga mengenakan kemeja warna hitam. Hal ini dilakukan ketika ngaben atau upacara kematian.
Aksesoris pria lainnya yaitu kamben dan udeng. Kamben yang dipakai sampai sejengkal di atas kaki. maknanya yaitu laki-laki harus memegang teguh kebenaran atau dharma.
Pakaian Adat Bali Payas Nista
Terakhir yang perlu Anda ketahui adalah pakaian bernama Payas Nista. Ada juga yang menyebutnya dengan nama Payas Alit. Dalam Bahasa Indonesia, alit memiliki arti kecil. Hal ini lantaran Payas Nista merupakan pakaian adat Bali simple dengan tingkatan paling rendah.
Payas Nista merupakan pakaian adat yang biasa dipakai untuk aktivitas sehari-hari. Misalnya seperti kegiatan ngayah atau gotong royong, sembahyang harian, dan lain sebagainya. Di masa lalu, Payas Nista dipakai oleh masyarakat biasa seperti nelayan dan petani.
Dibandingkan pakaian adat lainnya, Payas Nista memang tidak terlalu mewah sehingga dipakai untuk aktivitas sehari-hari. Namun tampilannya tetap menawan dan anggun saat dipakai. Pakaian adat satu ini umumnya berwarna putih bersih. Pria menggunakan aksesoris berupa udeng dan kamen. Sedangkan wanita menggunakan selendang dan kamen.
Nah, itulah berbagai penjelasan mengenai 3 jenis pakaian adat Bali yang penuh filosofi. Setiap pakaian adat memiliki fungsinya masing-masing. Gunakan jasa konveksi Suweri-Seragam.com jika Anda membutuhkan pakaian untuk seragam dan lain sebagainya.