Papua merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki keindahan mengagumkan. Mulai dari Raja Ampat, Pegunungan Jayawijaya, Gunung Cartenz, hingga rumah adat yang disebut dengan rumah honai. Namun tidak hanya itu saja, pakaian adat Papua juga tak kalah menarik untuk dipelajari.
Sebagian dari Anda mungkin mengenal pakaian adat berupa Koteka. Di samping itu masih banyak pakaian adat lainnya yang memiliki keistimewaan dan keunikan tersendiri. Penasaran? Simak lebih lengkapnya di sini!
Macam-Macam Pakaian Adat Papua
Berikut ini macam-macam pakaian adat dari Papua, termasuk Koteka:
1. Koteka
Koteka merupakan pakaian adat Papua laki laki yang sekarang sudah sangat jarang dipakai. Ciri khasnya yaitu bagian sensitif yang ditutupi dan bagian lain yang dibiarkan terbuka. Secara harfiah, koteka sendiri memiliki arti pakaian.
Selain dikenal dengan nama tersebut, ada juga yang menyebutnya dengan nama Horim atau Bobbe. Bahan utama untuk membuat Koteka bukan kain seperti pakaian adat pada umumnya. Pakaian adat satu ini terbuat dari kulit labu air yang sudah dibersihkan. Agar keras dan awet, labu yang dipakai harus yang sudah tua.
Koteka dipakai bersama dengan tali yang melilit di bagian pinggang. Tujuannya agar tidak mudah jatuh saat dipakai untuk aktivitas.
2. Baju Kain Rumput
Tidak seperti Koteka yang terkesan sangat tradisional, pakaian adat Papua satu ini sudah mendapatkan sentuhan modern. Tidak heran karena Baju Kain Rumput berasal dari suku modern yaitu Sorong Selatan. Pemakaiannya juga fleksibel karena bisa dipakai oleh pria maupun wanita.
Sesuai namanya, Baju Kain Rumput terbuat dari rumput, tepatnya adalah bagian pucuk daun sagu yang dikeringkan. Pembuatannya cukup rumit namun masyarakat Papua mampu membuatnya dengan baik dan berkualitas.
Kualitas rumput yang didapatkan ternyata tergantung dari masa pengambilannya di pohon. Agar berkualitas, daun sagu harus diambil saat air laut sedang pasang. Selanjutnya daun dikeringkan, direndam, baru kemudian dianyam memakai alat dari bahan kayu. Setelah dianyam, rumput dipilin dan dijadikan pakaian adat Baju Kain Rumput.
3. Pakaian Adat Sali
Pakaian adat Sali merupakan pakaian adat yang cukup ini. Pasalnya pakaian ini hanya dipakai oleh wanita yang masih lajang atau belum menikah. Wanita bisa memakainya saat aktivitas sehari-hari.
Jadi mudah membedakan antara wanita yang sudah berkeluarga dan belum menikah. Bahan utama untuk membuat pakaian adat Sali adalah kulit pohon pilihan atau daun sagu kering. Tidak sembarangan, kulit pohon tersebut harus yang berwarna coklat.
Meskipun terbuat dari kulit pohon namun kenyataannya pakaian adat Sali terlihat seperti kain jahitan. Sangat sempurna, menarik, serta enak saat dipandang. Cara memakai pakaian adat Papua perempuan ini yaitu dengan melilitkan di tubuh.
4. Pakaian Adat Yokal
Ada pakaian adat untuk perempuan yang belum menikah, ada juga pakaian adat untuk perempuan yang sudah menikah. Pakaian adat Papua Yokal merupakan pakaian adat untuk wanita berkeluarga atau sudah menikah.
Warnanya juga coklat, namun lebih ke coklat kemerahan. Biasanya dipakai oleh wanita di daerah pedalaman Papua. Pakaian adat Yokal dipakai saat aktivitas sehari-hari ataupun ketika acara festival adat dan budaya.
Ada banyak aksesoris yang dipakai bersama dengan pakaian adat Yokal mulai dari rumbai kepala, gigi anjing, taring babi, hingga tas noken. Tas noken sendiri adalah tas anyaman yang terbuat dari kulit kayu. Sering kali dipakai untuk menyimpan hasil buruan, sayuran, atau buah-buahan.
5. Baju Kurung
Baju Kurung merupakan pakaian adat yang sudah mendapatkan pengaruh dari budaya luar atau modern. Kebanyakan yang menggunakan pakaian adat satu ini adalah masyarakat Papua yang tinggal di Manokwari dan wilayah sekitarnya. Selain itu, masyarakat di wilayah Papua Barat juga sering memakai Baju Kurung pada kegiatan adat.
Pakaian adat Papua satu ini sendiri merupakan pakaian yang dipakai oleh wanita saja. Atasannya terbuat dari kain beludru yang nyaman, sementara roknya seperti kebanyakan pakaian adat lainnya yaitu rok rumbai. Wanita memakai Baju Kurung dengan perhiasan rumbai. Mulai dari hiasan di pinggang, lengan, serta tepi leher.
Selain rumbai-rumbai tersebut, wanita juga memakai aksesoris kalung dan gelang yang terbuat dari biji-bijian keras. Bijian tersebut disatukan dengan benang yang kuat sehingga terlihat seperti aksesoris modern yang unik. Penutup kepala dari bulu burung kasuari menyempurnakan penampilan ketika memakai Baju Kurung.
6. Rok Rumbai
Sebagian besar pakaian adat dari Papua memang berdesain rumbai. Pakaian adat terakhir yang berumbai adalah Rok Rumbai. Bahan yang digunakan untuk membuat Rok Rumbai adalah daun sagu kering.
Meskipun berbentuk rok, namun pakaian adat satu ini dipakai oleh pria maupun wanita. Meskipun begitu, cara memakai Rok Rumbai untuk pria dan wanita berbeda. Pria memakai Rok Rumbai tanpa memakai atasan. Sementara wanita memakainya dengan atasan Baju Kurung.
Rok Rumbai sendiri termasuk pakaian adat Papua pegunungan tengah dan pesisir pantai. Beberapa etnis yang masih memakainya seperti etnis Enggros, Yapen, Biak Numfor, Tobati, Nafri, dan Sentani. Cara memakai Rok Rumbai yaitu diikat ke pinggang sehingga tidak mudah jatuh.
Penutup
Itulah informasi mengenai keistimewaan dan keunikan setiap pakaian adat Papua. Mengenal pakaian adat atau tradisional di Indonesia menjadi salah satu bukti kecintaan pada budaya yang beragam. Semoga informasi mengenai pakaian adat di atas bisa menambah pengetahuan dan wawasan Anda.